Panda-box. Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Senin, 07 Januari 2013

Cerita Urban Legend: HAUNTED CHRISTMASS

Urban legend ini berasal dari daerah winconsin. Bunyi langkah kaki lembut dan bergema saat ia bergegas melalui kepingan salju menuju rumah. Dia terus berpacu dengan hal tersebut, mempercepat langkahnya mengikuti jejak kaki yang ada di depanya, dan mengutuk dirinya sendiri saat berjalan sendirian di tengah malam Natal.
Foto: HAUNTED CHRISTMASS

"Dilarang keras bagi page lain untuk merepost atau meng copy dan paste cerita dari page ini tanpa sumber berupa Link dari page ini"

Urban legend ini berasal dari daerah winconsin. Bunyi langkah kaki lembut dan bergema saat ia bergegas melalui kepingan salju menuju rumah. Dia terus berpacu dengan hal tersebut, mempercepat langkahnya mengikuti jejak kaki yang ada di depanya, dan mengutuk dirinya sendiri saat berjalan sendirian di tengah malam Natal.

Dia tidak sedang diantara orang orang saleh, hanya kerumunan manusia yang tiba-tiba dipukul oleh sebuah keinginan untuk mendengar lagu-lagu Natal tua yang dinyanyikan kembali oleh paduan suara gereja, dan telah berjalan melintasi kota untuk menghadiri sebuah acara. Sekarang dia menyesali pilihannya, saat dia mulai melewati rumah rumah yang gelap di malam bersalju, dan jejak yang pernah diikuti.

Dia mempercepat langkahnya seakan Ia hendak berlari, Ia terus mengikuti jejak kaki tersebut sehingga ia tidak hati hati dan terpeleset dari jalan yang dia tempuh. Satu langkah lagi akan membawanya ke bagian bawah tangga depan, dan saat ia berlari kesana, ia menyadari bahwa jejak berikutnya telah menghilang. Dia melirik kebalang di jalan lintas yang telah Ia lalui dan hanya melihat satu pasang jejak kaki di jalan yang tertutup salju ketika  seharusnya ada dua karena Ia mengikuti jejak seseorang ketika dia menuju rumah. Dia mengerutkan kening dengan bingung, dan kemudian menggigil saat angin dingin memukulnya, menyingkirkan salju dari kerah bajunya, dan membanting pintu. Tangannya gemetar saat ia membuka pintu depan dan kemudian Ia bergegas masuk.

     Ia berpikir kalau di dalam rumah itu sangat gelap, tapi Ia senang ketika melihat cahaya kuning dari api  yang berasal dari lantai atas pintu studinya. Pengurus rumahnya mungkin telah tidur di kamar loteng, sehingga Ia harus menyalakan api kembali saat Api tersebut mulai mengecil. Dia mengangkat bahu melepaskan jaketnya dan berhenti sejenak, menikmati kehangatan rumahnya setelah berjalan selama lebih dari satu mil melalui badai salju. Ia ingat kepingan salju yang lembut memukul wajahnya ketika ia pertama kali melangkah keluar dari gereja. Sebelum ia menemukan jejak misterius tadi ...

     Rasa menggigilnya terpecahkan oleh teriakan sapaan dari teman lamanya Andy, Ia segera bergegas keluar dari penelitian. Wajahnya sangat terkejut saat menemui temanya. Kedua pria itu berjabat tangan dan kembali menghangatkan tubuh ke dekat perapian, mereka saling bercakap cakap menceritakan hal hal yang telah mereka lalui. Andy telah meninggalkan kota setahun yang lalu untuk mengambil pekerjaan pemerintah di DC, dan mereka tidak pernah bertemu lagi sejak saat itu.

      Hampir satu jam berlalu kemudian Ia teringat kalo mungkin tamunya lapar. Sehingga ia menawarkan temanya untuk makan, tapi Andy tidak mau meninggalkan kenyamanan dalam kehangatan api untuk makan di dapur, jadi dia turun sendiri untuk mengambil beberapa makanan. Dia tidak heran keengganan temannya untuk bergabung dengannya di dapur. Andy telah tampak sangat pucat dan tubuhnya sangat dingin. Mungkin karena badai diluar, Ia berharap temannya tidak sakit apa-apa.

      Beberapa saat kemudian ia kembali dengan daging hangat dan kentang dan beberapa gelas bir, dan kemudian mengambilkan andy piring. Mereka berdua makan bersama dan bercerita cerita selayaknya dua sahabat yang telah lama tidak bertemu. Ketika mereka selesai, Ia mengantarkan temanya ke kamar tamu dan kemudian ia kembali dan tidur di kamarnya. Semua kekhawatiran tentang jejak misterius yang Ia temukan saat menuju rumah tadi menghilang begitu Ia bertemu dengan teman lamanya.

      Dia melompat dari tempat tidur dan segera turun ke kamar tamu untuk membangunkan teman nya. Ternyata Andy sudah tidak ada disana, dan tempat tidur itu sepertinya tidak pernah dibuat untuk tidur.aneh. Dia berlari ke bawah untuk melihat ke ruang tamu, tapi Andy tidak ada disitu, dan disana hanya ada satu piring penuh makanan yang ia siapkan untuk kawanya tadi malam.  Benar benar dalam keadaan tidak tersentuh, Padahal Ia telah melihat bahwa Andy telah memakanya di malam sebelumnya! Ia berlari ke dapur dan bertanya pada pengurus rumah tangganya jika dia melihat Andy. Tetapi pengurus rumah tidak melihat seorang pun baik tadi malam maupun hari ini. Dia menjatuhkan dirinya ke kursi sofa, Ia benar-benar bingung. Dimana Andy telah pergi? Itu adalah misteri yang mengganggunya selama hari Natal, dan ia tidak menikmati makan malam pada hari libur sama sekali, sehingga pengurus rumahnya menjadi risau akan keadaan majikannya.

      Keesokan paginya, dia terbangun dari tidur gelisah oleh suara bel dari pintu depan. Dia terhuyung-huyung keluar dari tempat tidur dam menyipratkan air dari teko ke matanya yang mengantuk ketika ketukan datang di pintu kamar tidurnya. Ketika ia menjawab, pengurus rumahnya menyerahkan telegram yang baru saja tiba. Saat ia bergegas kembali turun untuk mempersiapkan sarapan, ia membuka telegram tersebut.

       Saat ia membaca telegram, ia mulai gemetar. Pesan itu singkat dan padat Telegram itu dari orang tua Andy yang memberitahukan bahwa anaknya telah meninggal dua hari yang lalu di DC. Ia sangat terkejut ketika membaca telegram itu. Ia duduk kembali dan telegram dalam genggamanya terlepas. Mengingat apa yang telah Ia lalui tadi malam bersama kawan lamanya yang rupanya adalah salam perpisahan dari temanya yang hendak pergi ke alam yang lain.

@ridhohakim23
Dia tidak sedang diantara orang orang saleh, hanya kerumunan manusia yang tiba-tiba dipukul oleh sebuah keinginan untuk mendengar lagu-lagu Natal tua yang dinyanyikan kembali oleh paduan suara gereja, dan telah berjalan melintasi kota untuk menghadiri sebuah acara. Sekarang dia menyesali pilihannya, saat dia mulai melewati rumah rumah yang gelap di malam bersalju, dan jejak yang pernah diikuti.

Dia mempercepat langkahnya seakan Ia hendak berlari, Ia terus mengikuti jejak kaki tersebut sehingga ia tidak hati hati dan terpeleset dari jalan yang dia tempuh. Satu langkah lagi akan membawanya ke bagian bawah tangga depan, dan saat ia berlari kesana, ia menyadari bahwa jejak berikutnya telah menghilang. Dia melirik kebalang di jalan lintas yang telah Ia lalui dan hanya melihat satu pasang jejak kaki di jalan yang tertutup salju ketika seharusnya ada dua karena Ia mengikuti jejak seseorang ketika dia menuju rumah. Dia mengerutkan kening dengan bingung, dan kemudian menggigil saat angin dingin memukulnya, menyingkirkan salju dari kerah bajunya, dan membanting pintu. Tangannya gemetar saat ia membuka pintu depan dan kemudian Ia bergegas masuk.

Ia berpikir kalau di dalam rumah itu sangat gelap, tapi Ia senang ketika melihat cahaya kuning dari api yang berasal dari lantai atas pintu studinya. Pengurus rumahnya mungkin telah tidur di kamar loteng, sehingga Ia harus menyalakan api kembali saat Api tersebut mulai mengecil. Dia mengangkat bahu melepaskan jaketnya dan berhenti sejenak, menikmati kehangatan rumahnya setelah berjalan selama lebih dari satu mil melalui badai salju. Ia ingat kepingan salju yang lembut memukul wajahnya ketika ia pertama kali melangkah keluar dari gereja. Sebelum ia menemukan jejak misterius tadi ...

Rasa menggigilnya terpecahkan oleh teriakan sapaan dari teman lamanya Andy, Ia segera bergegas keluar dari penelitian. Wajahnya sangat terkejut saat menemui temanya. Kedua pria itu berjabat tangan dan kembali menghangatkan tubuh ke dekat perapian, mereka saling bercakap cakap menceritakan hal hal yang telah mereka lalui. Andy telah meninggalkan kota setahun yang lalu untuk mengambil pekerjaan pemerintah di DC, dan mereka tidak pernah bertemu lagi sejak saat itu.

Hampir satu jam berlalu kemudian Ia teringat kalo mungkin tamunya lapar. Sehingga ia menawarkan temanya untuk makan, tapi Andy tidak mau meninggalkan kenyamanan dalam kehangatan api untuk makan di dapur, jadi dia turun sendiri untuk mengambil beberapa makanan. Dia tidak heran keengganan temannya untuk bergabung dengannya di dapur. Andy telah tampak sangat pucat dan tubuhnya sangat dingin. Mungkin karena badai diluar, Ia berharap temannya tidak sakit apa-apa.

Beberapa saat kemudian ia kembali dengan daging hangat dan kentang dan beberapa gelas bir, dan kemudian mengambilkan andy piring. Mereka berdua makan bersama dan bercerita cerita selayaknya dua sahabat yang telah lama tidak bertemu. Ketika mereka selesai, Ia mengantarkan temanya ke kamar tamu dan kemudian ia kembali dan tidur di kamarnya. Semua kekhawatiran tentang jejak misterius yang Ia temukan saat menuju rumah tadi menghilang begitu Ia bertemu dengan teman lamanya.

Dia melompat dari tempat tidur dan segera turun ke kamar tamu untuk membangunkan teman nya. Ternyata Andy sudah tidak ada disana, dan tempat tidur itu sepertinya tidak pernah dibuat untuk tidur.aneh. Dia berlari ke bawah untuk melihat ke ruang tamu, tapi Andy tidak ada disitu, dan disana hanya ada satu piring penuh makanan yang ia siapkan untuk kawanya tadi malam. Benar benar dalam keadaan tidak tersentuh, Padahal Ia telah melihat bahwa Andy telah memakanya di malam sebelumnya! Ia berlari ke dapur dan bertanya pada pengurus rumah tangganya jika dia melihat Andy. Tetapi pengurus rumah tidak melihat seorang pun baik tadi malam maupun hari ini. Dia menjatuhkan dirinya ke kursi sofa, Ia benar-benar bingung. Dimana Andy telah pergi? Itu adalah misteri yang mengganggunya selama hari Natal, dan ia tidak menikmati makan malam pada hari libur sama sekali, sehingga pengurus rumahnya menjadi risau akan keadaan majikannya.

Keesokan paginya, dia terbangun dari tidur gelisah oleh suara bel dari pintu depan. Dia terhuyung-huyung keluar dari tempat tidur dam menyipratkan air dari teko ke matanya yang mengantuk ketika ketukan datang di pintu kamar tidurnya. Ketika ia menjawab, pengurus rumahnya menyerahkan telegram yang baru saja tiba. Saat ia bergegas kembali turun untuk mempersiapkan sarapan, ia membuka telegram tersebut.

Saat ia membaca telegram, ia mulai gemetar. Pesan itu singkat dan padat Telegram itu dari orang tua Andy yang memberitahukan bahwa anaknya telah meninggal dua hari yang lalu di DC. Ia sangat terkejut ketika membaca telegram itu. Ia duduk kembali dan telegram dalam genggamanya terlepas. Mengingat apa yang telah Ia lalui tadi malam bersama kawan lamanya yang rupanya adalah salam perpisahan dari temanya yang hendak pergi ke alam yang lain.

Ditulis Oleh : Andi Shinigami // 04.31
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Soul The Death

 

About

Nothing Just Enjoy My Blog
White Fire Pointer